Setiap hari ada orang yang datang bawa insight, pengalaman, bahkan curhatan kerja.
LinkedIn itu bukan sekadar platform.
Dia kayak jawaban dari hasrat ide kreatif yang gak kesampaian di platform lain. Tempat Kita Nongkrong, Belajar, dan Jualan Pikiran.
Pagi-pagi udah ramai. Ada yang mampir bawa insight dengan ‘hook’ yang buat kita berhenti ‘scroll’. Ada yang curhat sambil nulis pertanyaan berharap banyak yang komen. Ada yang nawarin ide dengan ninggalin CTA agar gak hilang ‘leads’ nya.
Ada juga yang diam-diam mengamati dari kejauhan.
Ngga apa-apa.
Yang menarik? Kita semua bisa keliling, nyerap, dan bahkan ikut buka lapak ide juga.

Seperti saya, tiap pagi hari sebelum memulai kerja WFO.
Di tangan kiri, secangkir kopi hazelnut latte masih mengepulkan aroma hangat. Di tangan kanan, sebuah croissant butter yang baru keluar dari oven café kecil di bawah kantor.
Bukan sekadar sarapan—ini adalah pembuka ritual pagi saya.
Setiap hari, sebelum dunia tenggelam dalam kesibukan seorang marketing dan branding—brainstorming ide kampanye, membangun strategi konten, meninjau desain, dan merangkai pesan yang tepat untuk audiens—saya duduk di sudut favorit café itu, membuka laptop, dan mulai menulis. Artikel demi artikel, ide demi ide—saya kirimkan ke halaman LinkedIn untuk berbagi wawasan, cerita, dan inspirasi dengan jaringan saya. Menulis bagi saya seperti asupan “multivitamin” untuk pikiran—ritual yang menjaga fokus, kejernihan, dan daya juang di tengah dinamika dunia marketing dan branding yang serba cepat dan penuh kompetisi.
Bukan demi viral. Bukan demi angka-angka yang memabukkan.
Tapi demi sesuatu yang lebih berharga: konsistensi.
Rasanya seperti ngobrol setiap pagi dengan teman-teman lama. Kami saling menyapa di kolom komentar. Ada yang berbagi pandangan baru, ada yang menambahkan pengalaman mereka sendiri, ada juga yang sekadar meninggalkan emoji jempol atau kopi panas.
Itu yang membuat saya betah.
Bukan hanya menulis untuk “audiens” yang tak terlihat, tapi berinteraksi dengan komunitas yang hidup—orang-orang yang percaya bahwa berbagi pengetahuan adalah bentuk dukungan terbaik.
Setiap gigitan croissant, setiap tegukan kopi, menjadi tanda bahwa saya hadir. Hari ini. Besok. Lusa.
Saya percaya, membangun kehadiran bukan tentang satu momen spektakuler. Itu tentang muncul lagi… dan lagi… sampai orang tahu, “Oh, dia selalu ada di sini, setiap pagi.”
LinkedIn mungkin adalah platform profesional.
Tapi bagi saya, ia juga sebuah meja kopi virtual—tempat kami saling menyemangati, menginspirasi, dan memulai hari dengan energi positif.
Jadi, kalau suatu pagi Anda melihat artikel saya muncul di feed sambil menyeruput kopi Anda sendiri—anggap saja kita sedang sarapan bersama.
Buat kamu, yang tiap hari masih scroll dan mikir-kelamaan,
“Apa yang bisa aku share ya?”
Coba share disini, di lapak aku😊
Siapa tahu, itu bukan cuma ide buatmu…
Tapi juga jawaban buat orang lain.
Ngga harus tunggu sempurna dulu. Kadang ide mentah yang kita bagikan justru jadi magnet diskusi.
Selamat keliling di pasar ide hari ini.
Jangan lupa, kadang insight terbaik datang dari lapak yang paling sederhana. 😉
#LinkedIn #PasarIde #PersonalBranding #Leadership #Marketing #Karier