
Waktu kecil, kita kenal merek dari iklan.
Sekarang, kita percaya merek karena cerita.
Cerita itu lahir dari ‘Brand Manifesto’
Di dunia yang penuh iklan, algoritma, dan distraksi…
Brand yang diingat bukan yang paling ramai. Tapi yang paling bermakna dan lahir dari :
Brand Manifesto.
Brand Manifesto bukan visi-misi yang dibaca saat onboarding.
Bukan juga tagline catchy yang ditempel di kemasan. Dia adalah deklarasi keyakinan. Sebuah pernyataan yang menjawab:
Apa yang kami percayai? Apa makna nya? Apa yang membedakannya dari pesaing? Apakah dapat menarik orang-orang yang sefrekuensi? Atau membangun loyalitas yang jauh lebih dalam?
Contoh Brand Indonesia yang Punya Manifesto Kuat.
🕷️ Laba‑Laba (senior repair & restoration brand).
“Pahami akar masalahnya maka setengah solusi sudah di tangan!”
Mereka menyatakan bahwa setiap barang—dari koper tua hingga sepatu bekas—memiliki nilai memori yang tidak dapat digantikan begitu saja dengan barang baru.
Manifesto tersebut berbicara mengenai:
– mendengarkan secara mendalam setiap masalah pelanggan,
– menggali akar permasalahan sebelum bertindak,
-menyelesaikan masalah dengan kreativitas bukan sekadar alat canggih,
-dan budaya berani mengambil risiko, menantang asumsi, serta mempercayai kekuatan solusi jujur dan efektif.
Dikutip dari :
Mari kita coba contoh dari brand Anda:
Misal Anda punya brand lokal fashion yang ingin memberdayakan UMKM perempuan. Manifesto Anda bisa seperti ini:
“Kami merayakan karya tangan, kisah perjuangan, dan kebanggaan lokal yang membawa cerita. Cerita tentang kita. Tentang Indonesia.”
Apakah ini akan masuk ke semua orang? Tidak.
Tapi justru itu intinya. Manifesto adalah untuk mereka yang percaya seperti Anda percaya.
Setuju kah?
#BrandManifesto #brand #branding