Rex Marindo: Dari Konsultan Branding ke Brand Philosopher Kuliner Indonesia dan Sukses Memiliki Platform Edukasi Bisnis Kuliner

Rex Marindo: Dari Konsultan Branding ke Brand Philosopher Kuliner Indonesia dan Sukses Memiliki Platform Edukasi Bisnis Kuliner

Rex Marindo — nama ini mungkin kini identik dengan kesuksesan Warunk Upnormal Group, salah satu jaringan kuliner paling dikenal generasi milenial dan Gen Z di Indonesia. Tapi sebelum menjadi pengusaha kuliner, Rex adalah seorang brand thinker sejati.

Saya pertama kali mengenal Rex pada tahun 2007, ketika saya masih bekerja di sebuah perusahaan perdagangan berjangka ternama. Saat itu, Rex berperan sebagai konsultan branding sekaligus menangani percetakan buletin perusahaan kami.

Bisnis pertamanya memang dimulai sejak tahun 2003 di Bandung, berfokus pada percetakan dan desain. Lalu, antara tahun 2004 hingga 2013, Rex mulai memperluas usahanya menjadi konsultan branding dan marketing bernama Creasionbrand.

Dari perbincangan santai sampai sesi brainstorming yang intens, Rex selalu membawa perspektif segar. Ia tidak hanya mengajarkan teori branding, tapi juga membentuk pola pikir saya tentang bagaimana sebuah merek bukan sekadar logo, melainkan filosofi, karakter, dan narasi yang hidup.

Awal Mula Perjalanan Bisnis

Bersama tiga orang temannya di Bandung, Rex memulai perjalanan sebagai tim branding consultant agency. Dari proyek ke proyek, mereka tidak hanya membangun brand untuk klien, tapi juga mengumpulkan insight dan know-how yang kelak menjadi fondasi bisnis mereka sendiri.

Beberapa anggota kunci Creasionbrand (termasuk Rex) kemudian memutuskan menghentikan usaha tersebut sekitar tahun 2013 untuk fokus membangun bisnis kuliner mereka sendiri di bawah naungan CRP Group (Cita Rasa Prima) yang dikenal dengan Warunk Upnormal Group — bukan sekadar tempat makan mie instan, tapi brand experience yang dirancang dengan strategi kuat.

Warunk Upnormal tidak hanya menjual makanan, tapi menjual gaya hidup — dan itu kunci suksesnya.

Selain Upnormal, mereka juga meluncurkan Nasi Goreng Rempah Mafia dan Bakso Boedjangan yang sukses mencuri perhatian pasar. Rex pun menggandeng banyak investor dan mitra franchise, membuat bisnisnya berkembang pesat dalam waktu singkat.

Dari Warung ke Wawasan: Lahirnya Foodizz

Pandemi 2020 mengubah banyak hal, termasuk cara orang membangun bisnis. Tapi bagi Rex dan timnya, ini justru jadi momentum untuk kembali ke akar: edukasi. Mereka melihat peluang besar dalam berbagi ilmu branding dan kuliner, dan lahirlah Foodizz — platform edukasi bisnis kuliner yang dikembangkan dengan gaya khas Rex: ringan, aplikatif, dan menginspirasi.

Foodizz bukan hanya kelas daring biasa. Ini adalah perwujudan misi Rex untuk “membangun 10.000 brand kuliner lokal yang tangguh dan mendunia.” Di dalamnya, para pelaku UMKM kuliner bisa belajar langsung dari pengalaman nyata, bukan sekadar teori textbook.

👉 Temukan lebih banyak insight dan edukasi praktis dari  Rex dan Tim nya di Instagram @foodizz.id

Brand Philosopher: Lebih dari Sekadar Pengusaha

Kini, Rex Marindo menyebut dirinya sebagai Brand Philosopher. Sebutan ini bukan tanpa alasan. Ia tak hanya membangun brand — ia memikirkan, memaknai, dan menghidupkan brand sebagai entitas yang punya ruh dan arah.

Melalui berbagai kanal seperti Instagram, YouTube, hingga sesi mentoring, Rex terus berbagi ilmu dan inspirasi. Ia percaya bahwa setiap orang bisa menjadi brand creator, asal punya keberanian untuk berpikir mendalam dan bertindak konsisten.

Penutup: Pelajaran dari Rex

Bagi saya pribadi, Rex Marindo bukan hanya inspirasi dalam dunia bisnis. Ia adalah bukti nyata bahwa membangun brand tidak harus dengan modal besar, tapi dengan thought process yang kuat, kerja tim yang solid, dan ketulusan dalam berbagi.

Jika kamu adalah pelaku UMKM, marketer, atau siapa pun yang ingin membangun value-based brand, belajar dari perjalanan Rex Marindo adalah langkah awal yang sangat berharga.

Note: Posted on 2017; Repost on 2025.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *