Puty Cloth: Dari Toko Offline ke Marketplace — Strategi Bisnis yang Adaptif

Puty Cloth: Dari Toko Offline ke Marketplace — Strategi Bisnis yang Adaptif

Persaingan dan perputaran model baju terjadi setiap hari. Ini merupakan tantangan terbesar. Lalu, mana yang lebih banyak laku penjualannya? Versi online shop atau pengunjung yang datang ke toko?

Reposted on Aug , 2025

Puty Cloth lahir awalnya dari toko kecil di sudut kota. Toko yang hangat, penuh detail, dan dikelola dengan cinta. Tapi waktu berjalan cepat. Fashion berubah setiap hari, persaingan makin ramai, dan dunia mulai berpindah ke layar ponsel.

Offline vs Online: Tantangan yang Tak Bisa Dihindari.

Puty tak tinggal diam. Ia sadar, mempertahankan toko fisik saja tak akan cukup. Maka dimulailah babak baru: masuk ke dunia online. 

Awalnya lewat Instagram, lalu merambah ke marketplace. Ia pun harus belajar banyak hal baru—dari membalas chat calon pembeli dengan cepat, menyusun katalog digital, hingga mengatur stok produk yang terus berganti.

Puty Aulia Sutarsa-Founder of PUTY

Tantangan terbesarnya? Rotasi model baju yang begitu cepat. Hari ini tren A, besok sudah berganti ke model B. Tapi justru di sinilah kecerdasan Puty diuji. Ia tahu mana yang perlu diikuti, mana yang bisa jadi signature style Puty Cloth. Ia tak sekadar jualan pakaian. Ia membangun identitas brand.

Marketplace: Medan Baru yang Membuka Peluang.

Siapa sangka, kini sebagian besar penjualan Puty Cloth justru datang dari marketplace. Toko offline tetap berjalan, tapi kanal digital adalah mesin pertumbuhan utama. Di Shopee, Tokopedia, hingga TikTok Shop, Puty Cloth menjadi salah satu brand yang dicari—karena kualitas, pelayanan cepat, dan desain yang “Puty banget”.

Yang menarik, meski sudah sukses di online, Puty tak menanggalkan akarnya. Ia tahu bahwa toko fisik adalah tempat pelanggan jatuh cinta pertama kali. Di sanalah pembeli bisa menyentuh kain, mencobanya langsung, dan merasa dilayani sepenuh hati. Karena itu, offline dan online tak pernah dipertentangkan. Justru dikawinkan.

Di Balik Kesuksesan, Ada Sosok yang Rendah Hati dan Tangguh.

Mereka yang pernah bertemu Puty, seperti saya yang merupakan salah satu pelanggannya dari tahun 2017, tahu satu hal: ia bukan tipe yang cepat menyerah. 

Tapi bicara soal keteguhan, ia layak jadi panutan. Ia menjalani semuanya bukan dengan tren-trenan, tapi dengan ketekunan dan naluri bisnis yang terus diasah. Ia tidak hanya menjual pakaian, tapi juga membuktikan bahwa brand lokal bisa bersaing di tengah gempuran fast fashion dan algoritma digital. Ia membuktikan bahwa seorang ibu, perempuan biasa, bisa menjadi founder tangguh yang adaptif dan inovatif.

Bukan Sekadar Baju, Tapi Perjalanan.

Puty Cloth adalah bukti bahwa kekuatan brand tidak hanya dibangun dari desain yang cantik, tapi dari keberanian untuk berubah, belajar, dan terus melayani. Dari toko kecil hingga platform digital, dari pilihan koleksi fashion hingga cerita yang dibagikan.

Dan perjalanan ini masih terus berjalan.

Siapa sangka? Dari toko offline yang sederhana, Puty kini menjadi bagian dari peta fashion Indonesia. Semua dimulai dari keberanian satu perempuan yang memilih untuk tidak menyerah, dan terus menjahit mimpinya.

Jika kamu suka cerita seperti ini, atau ingin belajar membangun brand dari nol seperti Puty Cloth, share artikel ini atau beri komentar ya. Karena setiap brand, pasti punya cerita. Dan siapa tahu, ceritamu yang berikutnya. 

IG: @shopatputy

Shopee : shopatputy : https://shopee.co.id/shopatputy?v=4c9&smtt=0.0.3

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *