Algospeak & Marketing Trend Hari Ini

Algospeak & Marketing Trend Hari Ini

7 Kata Viral yang Bikin Kampanye Kamu Relevan atau Chopped

“Bahasa di media sosial tidak lagi berkembang secara alami—tapi dibentuk diam-diam oleh algoritma distribusi konten.”

— Adam Aleksic, penulis buku Algospeak

Gen Z & Alpha pakai Algospeak buat mengekspresikan diri. Marketer cerdas? Harus mulai decode.

7 Kata Algospeak yang Lagi Naik Daun + Contoh Lokal:

1.Chopped = kampanye yang terlalu cepat dihentikan padahal belum tentu gagal.

→ Slow audience ≠ no audience.

Contoh: Banyak brand buru-buru stop iklan Ramadan di hari ke-3 karena CTR rendah. Padahal traffic justru naik saat THR cair.

Lesson: Jangan panik. Gen Z dan eksekutif muda suka konsumsi konten di downtime — malam hari, weekend, atau saat commute.

2.Rizz = karisma natural.

→ Kesan yang tinggal lama, bukan yang paling heboh.

Contoh: Ranch Market & Titik Temu Coffee tetap kalem tapi elegan di konten. Nggak hard sell, tapi ada rizz—lewat tone suara yang konsisten, visual bersih, dan pengalaman pelanggan yang otentik.

Lesson: Personal branding brand matters. Bukan sekadar viral.

3.Delulu = percaya diri total, meski belum realistis.

→ Kampanye soal resign & healing? Delulu energy sells.

Contoh: Kampanye digital “Pulang Kampung Buka Coffee Shop” sukses karena berani jual mimpi. Audiens relate — apalagi yang jenuh dengan rat race.

Lesson: Eksekutif pun suka mimpi. Asal dikemas dengan data, visual, dan optimism, kampanye seperti ini bisa viral dan konversi tinggi.

4.Bop = konten yang nempel.

→ Visual + audio = impact memori.

Contoh: Video “slow living di Bali” dengan musik lo-fi & aesthetic shot dapur minimalis jadi bop di IG Reels & TikTok. Banyak CEO & profesional ikut terinspirasi gaya hidupnya.

Lesson: Kombinasikan konten visual yang rileks dengan audio yang kalem — cocok untuk audiens eksekutif yang cari zen setelah hectic-nya kerja.

5.Huzz = hype moment.

→ Boost emosi → boost performa.

Contoh: Campaign Tokopedia Play dengan countdown & live shopping bareng JKT48 bikin FOMO walau audiensnya pekerja kantoran.

Lesson: Buat mini-momentum di campaign — misal, sneak peek dashboard baru, webinar jam lunch, atau pre-launch e-book eksklusif.

6.Gooning = tenggelam di loop konten.

→ Audiens tidak berhenti di 1 konten.

Contoh: Series LinkedIn “10 Hari Upgrade Skill Komunikasi” bikin followers balik terus. Setiap hari ada value baru.

Lesson: Eksekutif suka struktur. Buat konten berseri dengan progress yang jelas — ini bikin mereka terus engage.

7.Clocking Tea = audiens makin pintar & kritis.

→ Mereka tahu mana konten jujur, mana cuma gimmick.

Gimmick sudah basi. Kejujuran = engagement.

Contoh: Konten behind-the-scenes kampanye CSR dari Danone atau Honest Review dari ZAP Clinic lebih banyak dapat engagement ketimbang iklan glossy.

Lesson: Transparansi itu seksi. Tunjukkan proses, tantangan, dan hasil real.

Insight:

Brand nggak harus ikut-ikutan bahasa Gen Z, tapi harus paham ritmenya.

Marketing bukan soal viral — tapi soal nyambung.

#algospeak #marketingtrend #marketing

-///

7 Kata ‘Algospeak’ Viral yang Bikin Kampanye Marketing Kamu Relevan atau Chopped? 

Bisnis kamu jangan sampai *chopped* cuma karena belum ngikutin *Algospeak* – 7 kata viral yg bikin promosi mu relevan di dunia *scroll cepat* hari ini agar makin *rizz* dan nggak zonk👇

LinkedIn: https://www.linkedin.com/posts/evi-pane-9475a036_algospeak-marketingtrend-marketing-activity-7352521875161272321-ldIB?utm_medium=ios_app&rcm=ACoAAAePy0cBVDKTpYgFiXsXVgs2JMpCHwxItto&utm_source=social_share_video_v2&utm_campaign=copy_link

Instagram: https://www.instagram.com/p/DMUCoyKyVob/?igsh=MWx5cHcwaWh2eWNyMA==

Pinterest: https://pin.it/31CGNJ9Xf

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *